The Latest


Kreatifitas Anak
Sederhana saja memperkenalkan seni pada anak, karena pada dasarnya anak-anak menyukai seni sejak dini. Peran Anda sebagai orang tua yang harus aktif menjaga agar seni tersebut tetap lekat dalam keseharian anak. Contoh paling mudah, jangan membatasi anak. Saat tiba masanya anak suka mencorat-coret dinding, jangan lantas Anda menyembunyikan semua pensil dan krayon di rumah. Jika Anda tak rela dinding rumah menjadi kanvas, maka fasilitasilah anak dengan kertas kosong yang banyak. Kemudian, dampingi saat ia mencorat coret. Katakan, “Itu gambar apa? Oh, kamu mau menggambar balon, ya? Sini, Mama kasih contoh menggambar balon. Ada bulatannya, kemudian dikasih tali.”

Biarkan anak mencoba berulang kali, dan jangan menyalahkannya sedikit pun. Jika anak suatu hari memamerkan hasil karyanya kepada Anda, “Berilah pujian, meski hasil karyanya sama sekali tak membuat Anda terkesan!” Kadang, menurut Lisa, orang tua berekspektasi tinggi, berharap anak mampu membuat sesuatu dengan bagus dan sempurna, seperti yang dicontohkan oleh gurunya. “Terlebih jika orang tua menyadari anaknya berbakat, mereka biasanya berharap anaknya mampu membuat hasil karya yang stand out,” kata Lisa. Hasil karya anak sepatutnya diperlakukan sebagai sesuatu yang berharga, misalnya dengan dipuji, dipajang, dan dipamerkan kepada kakek atau nenek. Tidak usah takut rumah menjadi berantakan, Ma. Toh, akan tiba masanya anak akhirnya bosan dan ingin membuang hasil karyanya yang sekarang sudah ia anggap tak oke lagi.

Kakak adek berantem

“Lagi-lagi kamu bikin adikmu menangis. Kenapa kamu selalu kasar kepada adikmu? Adikmu, kan, masih kecil!”
 
Hati-hati dengan teguran seperti itu kepada anak, Ma! Meski Anda memang harus menegur, jangan berikan teguran yang berisi cap negatif kepada anak. Cap sebagai ‘penyebab adik menangis’ atau ‘kasar’ akan membuat anak akhirnya suka mengasari adiknya (walau awalnya ia tidak seperti itu). Itu yang kerap disebutself-fulfilling prophechy, artinya anak benar-benar mengambil peran seperti yang dituduhkan sebagai bagian dari pribadinya.
 
Nah, agar anak tidak terjerat dalam cap negatif, tugas Andalah untuk mendukungnya dalam peran-peran positif. Misalnya, “Kakak yang baik meminjamkan mainannya kepada adiknya. Anak-anak Mama selalu bersedia berbagi dan saling meminjamkan mainan.” Atau, “Seorang kakak pasti tahu cara meminta mainan yang baik kepada adiknya.”
 
Dengan cara itu, anak akan tahu apa yang Mama harapkan dari dirinya, tanpa memberi predikat negatif. Tanpa terkesan memaksakan, secara tak langsung Anda sekaligus telah mengajarkan kepadanya cara yang lebih baik yang seharusnya ia gunakan untuk menghadapi adiknya.
Anak Senang Mengobrol di Kelas
Anak suka mengobrol di kelas dan tidak terlalu memerhatikan saat guru menerangkan pelajaran karena kurang menyadari arti disiplin di sekolah. Selama ini, mungkin ia tidak perlu mentaati disiplin di rumah. Akibatnya, kebiasaan bersikap semaunya itu membuat ia mengobrol terus di kelas, tanpa merasa bersalah. Untuk mengurangi kebiasaannya mengobrol, coba terapkan saran berikut:
  • Buat peraturan di rumah yang disepakati bersama. Misalnya, tidak boleh bicara ketika tiba waktu belajar. Tepati hal itu, dan berikan sanksi bila ia tidak menepati. Tapi, alokasikan waktu khusus agar ia bisa mengobrol sepuasnya dengan Mama dan Papa selama satu atau dua jam sesudah belajar.
  • Perbanyak kesempatan anak bersosialisasi. Bisa jadi, ia mengobrol di kelas karena tidak punya kesempatan banyak bicara dengan teman-teman sebayanya di rumah. Dorong ia lebih banyak bergaul, misalnya dengan mengikuti berbagai kursus, atau bergaul dengan kelompok olahraga. Anda juga bisa mengundang sepupu-sepupunya menginap ketika akhir pekan tiba, agar ia bisa puas mengobrol dengan mereka. Mungkin saja anak mengobrol karena bosan, atau pelajarannya cukup sulit bagi ia. Bila itu yang terjadi, mintalah ia mengisi waktu tidak dengan mengajak teman mengobrol, namun berlatih soal-soal sendiri, sambil tetap memerhatikan apa yang diterangkan guru. Jelaskan bahwa teman-temannya bisa terganggu kalau ia mengajak mereka mengobrol selama pelajaran.